06.
Pagi hari ini seperti biasa di sambut dengan langit-langit putih dan juga suasana dingin dari AC. Jovanka bangun dari posisinya, mencoba untuk mendudukkan dirinya, mengambil karet rambut di meja sebelah kasurnya lalu mengikat rambutnya.
Tangannya mengambil handphone dan menyalakannya. “ck. gak cape apa ya?” keluhnya lalu meletakkan kembali hanpdhonenya, Jovanka memilih untuk bangun dan membersihkan dirinya.
25 menit Gadis itu berada di kamar mandi dan sekarang sudah bersiap untuk pergi ke kampusnya yang jauh dari rumahnya. Jovanka memilih kaos orange all size dengan celana angkle puff hitam, sederhana namun cantik.
Setelah selesai Jovanka meninggalkan kamarnya lalu menuruni lantai. “eh vanka sayang, sudah bangun?” ujar seseorang yang sedang menyiapkan makanan untuk dirinya.
Jovanka hanya menoleh sebentar, menatap malas lalu beralih ke arah rak sepatunya, mengambil sepatu yang ingin dirinya kenakan.
“dek, gak sarapan?” tanya Papa Jae seraya memakan sarapan di tangannya.
Tak ada respon dari sang lawan, papa Jae hanya bisa tersenyum tipis. Bukan sekali dua kali Jovanka menghiraukan Papanya sendiri.
Jovanka pun langsung segera keluar dari rumahnya meninggalkan orang-orang yang tengah sibuk dengan sarapan masing-masing tanpa berpamit.
Di mobil, Jovanka menghela nafas dan meletakkan kepalanya di antara tangan yang memegang stir mobilnya. “ma, jo kangen..” lirih Jovanka.
Hampir 1 jam, angka yang di tempuh Jovanka untuk pergi ke kampusnya. Sekarang, Jovanka memilih untuk pergi ke arah kantin terlebih dahulu setelah memarkirkan mobilnya.
“Jo.” Jovanka menoleh dan menatap malas orang yang menghampirinya sekarang, “Lo mau kemana?” tanya Key.
“Kantin” jawabnya sembari jalan ke arah kantin.
“Tumben, gak sarapan?” Jovanka mengangguk sebagai jawaban.
“Nanti siang lo free gak?” Jovanka berhenti sebentar lalu menoleh ke arah Key, “Sibuk. lo bisa gak jangan nempel ke gue!” ketus Jovanka saat melihat pundak key yang sudah hampir menempel dengan pundaknya.
Key yang sadar pun langsung menjauhkan dirinya lalu tersenyum, “sorry Jo’’
Jovanka dan Key melanjutkan kembali perjalanan menuju kantin sampai waktu pas di kantin keduanya menatap seorang gadis yang tengah asik berbincang dengan 2 cowok. “adek lo gatel banget” cibir Key.
Jovanka duduk di salah satu kursi sebelum membalas, “bukan adek gue” balasnya datar.
Key menoleh dan ikut duduk di hadapan Jovanka, “iya sih, adek tiri. Btw, itu tas lo bukan sih? yang lo bilang di chat,” menunjuk tas putih yang di pakai Jovana.
Jovanka hanya menindikkan bahunya, “gak tau.”
‘ck. gue yakin banget it —
“lo bisa diem gak? sekali lagi ngomong gue siram jus yak!” potong Jovanka dengan kesal.
Key mengulum bibir nya dan membuat gerakan seperti mengunci lalu memberikan jari jempolnya yang artinya ‘okey’.
Jovanka pun memakan makanannya yang tadi dirinya pesan sebelum duduk lalu menatap Jovana sekilas, “berbahagia dahulu, sakit kemudian, let’s see!” batinnya.
Visualisasi outfit jovanka ke kampus.